Friday, November 18, 2016

Book Review: Brighter Than the Sun (The Lyndon Sisters #2) - Julia Quinn

Brighter Than the Sun (The Lyndon Sisters, #2)
Judul: Brighter Than the Sun (The Lyndon Sisters #2)
Pengarang: Julia Quinn
Genre: Historical Romance


When Charles Wycombe, the dashing and incorrigible Earl of Billington, toppled out of a tree and landed at Ellie Lyndon‘s feet, neither suspected that such an inauspicious meeting would lead to marriage. But Charles must find a bride before his thirtieth birthday or he’ll lose his fortune. And Ellie needs a husband or her father’s odious fiancĂ©e will choose one for her. And so they agree to wed, even though their match appears to have been made somewhere hotter than heaven…


Ellie never dreamed she’d marry a stranger, especially one with such a devastating combination of rakish charm and debonair wit. She tries to keep him at arm’s length, at least until she discovers the man beneath the handsome surface. But Charles can be quite persusasive—even tender—when he puts his mind to it, and Ellie finds herself slipping under his seductive spell. And as one kiss leads to another, this unlikely pair discovers that their marriage is not so inconvenient after all… and just might lead to love.


Eleanor Lyndon: Eleanor atau biasa dipanggil Ellie ini adalah tipe heroine yang mandiri dan bisa apa-apa sendiri. Mulai dari urusan dapur seperti betulin oven dan masak, sampai urusan berkebun. Ellie juga tipe perempuan yang nggak suka nurut dan punya interest yang keren, yaitu main saham. Pas awal buku ini kelihatan banget Ellie itu suka berargumen dan berani. Tapi dia punya hati yang baik, penyayang, dan perhatian. Ellie sendiri dgambarin memiliki rambut warna merah matahari kalau sunset, atau merah keemasan (red blonde) dan menurut aku itu cantik banget.  Nggak salah kalau Charles tergila-gila sama rambutnya Ellie, haha. Menurut aku, Ellie adalah salah satu heroine terbaik yang pernah aku baca.

Charles Billington Wycombe: Earl yang harus buru-buru menikah sebelum ulang tahunnya ke 30, dikarenakan jika ia tidak menikah, hartanya tidak akan jatuh ke tangannya melainkan ke saudaranya. Well, Charles sih digambarin di buku ini tampan, dengan karakter playboy. Tapi, aku ngerasanya Charles nyantai dan sangat respek terhadap Ellie. Charles juga penyayang dan bertanggung jawab pada keluarganya juga pelayan-pelayannya. Walau awalnya Charles suka berargumentasi dan selalu pusing sama tingkah Ellie, tapi mulai pertengahan sampai akhir cerita, kelihatan deh kalau Charles tuh benar-benar sayang dan manjain Ellie banget.


Apa yang akan kamu lakukan jika tiba-tiba ada seorang pria mabuk yang tampan tiba-tiba jatuh di kakimu, tepat dari atas pohon? Hal inilah yang terjadi pada Eleanor Lyndon atau Ellie, yang akhirnya menolong pria yang tak lain adalah Charles Wycombe, seorang earl, dengan memapahnya pulang. Selama perjalanan pulang bersama Ellie, Charles memikirkan masalahnya tentang ia harus menikah sebelum ulang tahunnya yang ke 30 beberapa hari lagi, atau ia akan kehilangan hartanya. Hal inilah yang membuatnya melakukan kegilaan dengan melamar Ellie, yang tentu saja, kaget tidak terkira.

Tapi ternyata Ellie juga didera masalah dari keluarganya. Calon ibu tiri Ellie yang menyebalkan, Mrs. Foxglove, akan menjadikan Ellie pembersih cerobong asap dan memilihkan pria-pria untuk Ellie nikahi. Dan… tentu saja, pria-pria itu nggak ada yang benar sama sekali. Pilihannya tua-tua banget, dan kalaupun ada yang muda, belum cukup umur.

Kesal, Ellie memutuskan untuk kabur dan mengambil uangnya yang disimpan atas nama ayahnya, Mr. Lyndon. Tapi uang itu tidak bisa diambil kalau tidak ayahnya sendiri yang datang. Kali ini keadaan Ellie benar-benar terdesak. Akhirnya, Ellie pun mendatangi Charles dan menyetujui untuk menikah dengannya. Tapi pernikahan mereka sebagai pengantin baru ternyata tidak semulus dan sebahagia yang dipikirkan. Banyak kejadian-kejadian aneh yang terjadi setelah Ellie tinggal. Seperti kebakaran dapur, tanaman yang mati, masakan yang keasinan, dan banyak sebagainya. Belum lagi, Charles yang entah, selalu terluka jika berada di dekat Ellie.

Buku ini memiliki cerita yang cute dan sweet. Saat aku membaca buku ini, aku nggak nyangka Julia Quinn ternyata keren membuat buku dengan unsur misteri! Buku ini tentu saja sangat Julia Quinn juga, dengan humor dan percakapannya yang mengundang tawa.

Di awal buku ini, Ellie diceritain sebagai ‘biang kerok’ yang bikin kacau seisi rumah, hahaha. Selain itu ada tokoh lain seperti saudara-saudara Charles yaitu Helen, ibu dari Claire dan Judith, juga Aunt Cordelia, yang suka teriak-teriak ‘api’ dimanapun dan kapanpun. Sebenarnya Aunt Cordelia ini lucu nggak sih? Suka teriak-teriak ‘api’ gitu? Haha. Tapi ada scene dimana dia cukup berperan oke loh. Aku juga suka sama Judith. Si kecil ini cute banget, dengan tingkahnya yang selalu bisa mengundang senyum.

Best scene menurut aku disini adalah waktu Ellie, Charles, dan Judith (Judith adalah saudara Charles yang masih berusia 6 tahun) menyelinap malam-malam ke dapur dan mencari kue. Disini juga Charles menggoda Ellie dengan rayuannya yang ampun deh, bikin senyum-senyum sendiri. Hot scene-nya cukup hot juga, walau kasihan sama Charles karena udah berkali-kali merayu Ellie, tapi selalu aja gagal karena selalu ada gangguan, haha.

Untuk cover-nya, memang ada berbagai versi, tapi aku suka cover yang angsa ini, karena menurut aku manis banget. Ada angsa dan mawar-mawarnya lalu didominasi warna pink. Padahal aku nggak ngerti apa itu maksudnya, tapi mungkin pengantin baru gitu ya maksudnya, haha. Dan aku, suka, banget, stepback-nya! AAAAAA!!! Stepback-nya manis banget! Suka sama Ellie yang digambarin cantik dengan rambutnya yang merah keemasan sedang bermain ayunan disitu. Charles juga digambarin tampan!

Buat yang penasaran, ini loh, stepback-nya :D
Sumber: Pinterest

Menjelang ending, aku sempat speechless karena kok ending-nya jadi heroik. Ellie keren banget, karena aksinya heroik abis! Sampai speechless aku.  Nggak nyangka ending-nya bisa berakhir begitu, haha. Oh ya, suka juga sama epilogue-nya, lucu aja melihat tingkah Ellie dan Charles. Pesan moral yang aku dapat dari buku ini, apa ya? Hmm, mungkin, seorang perempuan itu harus strong, mandiri, dan tetap rendah hati meski sudah menjadi countess seperti Ellie.


Sebenarnya, aku menemukan beberapa quote bagus di buku ini, tapi nggak ada yang cukup menyentuh. Sekalinya ada, itu perkataan Ellie bukan untuk Charles. Tapi, menurut aku ada quote yang lumayan aku kagumi dari Ellie yaitu..

Ellie laughed. "I was only agonized until remembered who I was. You seem I've always been able to get what I want if I work hard enough fo it. So I decided to work hard for you."

Keren kan Ellie? :D


Aku memberi 4 bintang buat buku ini. 1 bintang buat Julia Quinn, 1 bintang buat ceritanya, 1 bintang buat ciuman-ciuman Charles, dan 1 bintang buat Ellie, si heroine yang lebih bersinar dari matahari :D

Monday, November 7, 2016

Book Review: Everything and the Moon (The Lyndon Sisters #1) - Julia Quinn

Everything and the Moon (The Lyndon Sisters, #1)
Judul: Everything and the Moon (The Lyndon Sisters #1)
Pengarang: Julia Quinn
Genre: Historical romance


Seven years ago she broke his heart... 


When Robert Kemble stumbles across Victoria Lyndon in hedgerow maze, he can't believe his eyes. The girl who'd torn him in two, who let him plan on elopement and then left him standing by the side of the road, was suddenly within arm's reach, and even though his fury still knew no bounds, she was impossible to resist...

Seven years ago he left her all but ruined... 

Victoria's father had told her an earl would never marry a vicar's daughter, and he was right. Robert had promised her marriage, then danced off to London while she suffered the shame of a foiled elopement. But even though Victoria doesn't particularly enjoy her new life as a governess, when Robert offers her a job of a different sort—his mistress—she refuses, unable to sacrifice her honor, even for him.

But Robert won't take no for an answer, and he vows to make her his, through any means possible. Can these star-crossed lovers learn to trust again? And is love really sweeter the second time around?


Victoria Lyndon: Victoria adalah seorang anak pastur pembantu yang baru saja pindah ke Kent. Ibunya sudah meninggal dan ia hanya tinggal bersama ayahnya dan Ellie, adiknya. Victoria juga penyuka novel romance. Karakter Victoria kuat banget, dia independen dan nggak mudah menyerah. Victoria juga tipe perempuan penyuka kebebasan dan mandiri. Sebenarnya aku agak kesal sama tingkah Victoria dan pengen getok dia supaya sadar, bahwa Robert tuh cinta banget sama dia. Tapi untunglah menjelang ending akhirnya sadar. 

Robert Kemble: Anak seorang marquiss yang agak sedikit quirky menurutku, karena kadang suka ngomongin topik yang berhubungan dengan sains. Sama seperti Victoria, ibunya sudah meninggal dan hanya tinggal berdua dengan ayahnya. Tapi nanti ada sepupu-sepupu Robert yang lain seperti Aunt Brightsbill dan Harriet.  Robert tipe pria yang selalu terencana tapi pas di akhir malah ada kejadian yang lucu, haha. Aku bingung sebenarnya mau masukin Robert ke beta hero atau alpha hero. Tapi pastinya, Robert ini sweet banget. Kata-kata dan tindakannya menunjukkan dia benar-benar cinta sama Victoria. Bukan itu aja, Robert juga tahan berkali-kali menerima penolakan, dan tetap nggak mengurangi cinta dan sayangnya pada Victoria. 


Victoria Lyndon bertemu dengan Robert saat Robert sedang mengintipnya bermain di hutan. Saat itu, Robert dan Victoria mulai merasa ada kecocokan dan merekapun mulai berpacaran. Namun ketika berita mereka menjalin hubungan didengar kedua ayah masing-masing, ayah mereka tentu saja tidak mengizinkan. 

Ayah Victoria tidak percaya, bagaimana mungkin Robert, anak seorang marquiss yang notabene bangsawan bisa menyukai anak seorang pastur pembantu kalau tidak hanya ingin memanfaatkan Victoria? Sementara ayah Robert merasa Victoria hanya menginginkan kekayaan Robert. Tapi karena cinta, mereka berdua memutuskan untuk merencanakan kawin lari. Namun karena suatu insiden di malam saat mereka akan menjalankan rencana kawin lari tersebut, terjadi kesalahpahaman fatal yang akhirnya membuat Robert meninggalkan Victoria ke London dan Victoria menjadi sangat patah hati. Scene pun berlanjut ke 7 tahun kemudian, dimana mereka bertemu kembali di kejadian tidak terduga.

Aku merasa buku ini sangat 'Julia Quinn'. Percakapannya kental banget terasa ciri khasnya Julia Quinn. Selain itu, buku ini juga memuat banyak humor baik dalam scene maupun percakapannya. Aku ngakak banget pas awal-awal baca rayuan Robert ke Victoria, yang menurut aku rayuannya gombal banget dan boleh juga dipakai cowok-cowok merayu cewek zaman sekarang :P. Terus, adegan-adegan di buku ini juga lucu abis. Misalnya aja waktu Victoria dan Robert sama-sama bikin cemburu satu sama lain waktu makan malam. Sama juga waktu Macdougal dikira penjahat, hahaha! 

Robert juga tipikal hero yang sweet banget. Parah. Baik dari kata-kata maupun tindakannya benar-benar romantis dan bikin meleleh. Victoria beruntung banget, dicintai oleh Robert. Malah aku kesal banget sama Victoria yang berkali-kali menolak Robert. Padahal Robert udah berkali-kali minta maaf. Makanya waktu adegan Robert udah kesal banget kali ya, terus ngomel-ngomelin Victoria, aku happy banget, Sukurin lu, Victoria, rasain. Wkwkwk.. 

Ada beberapa adegan yang bikin aku tersentuh, salah satunya adalah saat Victoria bertanya pada ibunya sambil menatap langit. Disitu aku ngerasa banget kalau Victoria itu hanya merasa kesepian dan ingin dicintai. Sama waktu Robert melamar Victoria. Parah, sweet abis disitu sama kata-katanya Robert. Itu hero bisa banget sih bikin perempuan jatuh pingsan ke lantai?? Untuk adegan hot-nya aku nggak begitu merhatiin, tapi sepertinya lumayan cukup hot juga. Kata-katanya Robert selalu bisa aja deh buat menggoda dan merayu Victoria.

Tapi meski begitu, aku harus mengakui kalau aku cukup lelah menyelesaikan buku ini. Menjelang ending aku agak tertatih-tatih untuk menyelesaikannya. Beruntung ada adegan yang cukup menarik pas cerita udah mau selesai, jadi lumayan cukup menambah minat aku nyelsaiinnya. Tapi selebihnya, seharusnya buku ini bisa selesai cepat dan nggak membutuhkan begitu banyak halaman. Aku merasa cukup begitu banyak percakapan yang bertele-tele di dalamnya.

Oh ya, pesan moralnya juga cukup bagus di buku ini. Perempuan itu harus mandiri, independen, dan tetap strong tanpa bergantung sama laki-laki. Tapi ternyata, ada saatnya juga mereka membutuhkan laki-laki di sisinya dan juga, sebaliknya. Suka sama isu feminisme di buku ini! :D


Sebenarnya ada beberapa quote yang bagus di buku ini. Tapi ini yang paling aku sukai. :D 

"I have never been saner than I am at this very moment."


Overall, meski nyelsaiinya capek dan tertatih-tatih, tapi aku tetap suka sama buku ini. Suka sama karakter-karakternya seperti Victoria, Robert, Aunt Brightsbill, Harriet dan MacDougal. Juga suka sama scene-scene yang cukup menarik seperti pertengkaran mereka berdua. Terakhir, suka sama pesan moralnya. Jadi, aku beri 4 bintang buat kisah cinta lama bersemi kembali dari Victoria dan Robert. :D

Tuesday, November 1, 2016

Book Review: A Lady by Midnight (Spindle Cove #3) - Tessa Dare

A Lady by Midnight (Spindle Cove, #3)
Judul:  A Lady by Midnight (Spindle Cove #3)
Pengarang: Tessa Dare
Genre: Historical Romance


A temporary engagement, a lifetime in the making . . .


After years of fending for herself, Kate Taylor found friendship and acceptance in Spindle Cove—but she never stopped yearning for love. The very last place she'd look for it is in the arms of Corporal Thorne. The militia commander is as stone cold as he is brutally handsome. But when mysterious strangers come searching for Kate, Thorne steps forward as her fiancĂ©. He claims to have only Kate's safety in mind. So why is there smoldering passion in his kiss?

Long ago, Samuel Thorne devoted his life to guarding Kate's happiness. He wants what's best for her, and he knows it's not marriage to a man like him. To outlast their temporary engagement, he must keep his hands off her tempting body and lock her warm smiles out of his withered heart. It's the toughest battle of this hardened warrior's life . . . and the first he seems destined to lose.


Kate Taylor: Kalau aku bisa menggambarkan satu kata buat mendeskripsikan Kate, aku akan pilih.. agresif. Menurut aku Kate itu agresif. Kate adalah seorang yatim piatu yang hanya ingin tahu tentang keluarganya dan mungkin, merindukan kasih sayang. Tapi kadang sikapnya menurut aku nyebelin, soalnya terkadang kekanak-kanakan. Tapi pas udah tahu masa lalunya dia sebenarnya dan sikapnya menjelang ending, dimaafkan deh.

Samuel Thorne: Thorne ini yummy banget deh. Dia punya banyak tato yang menurut aku.. seksi. Masa lalu Thorne ini buruk banget dan nggak ada bagusnya. Untunglah dia ketemu Bram, yang sedikit demi sedikit bawa dia ke arah yang lebih baik. Tapi pas tahu pengorbanannya buat Kate, wohooo, dia jadi likeable banget. Malah aku lebih simpatik sama Thorne daripada Kate.


Kate Taylor, guru musik dari Spindle Cove adalah seorang yatim piatu yang tidak tahu siapa orangtua maupun keluarganya. Hal inilah yang membawa dia pergi kepada nona Paringham, pengasuh di sekolahnya dulu untuk menanyakan asal-usulnya. Tapi bukan mendapat jawaban, Kate malah mendapatkan hinaan dan cacian. Harinya yang makin buruk itu makin bertambah buruk saat ia tidak punya uang untuk pulang ke Spindle Cove. Namun, kebetulan yang dramatis terjadi. Saat ia tidak melihat jalan, ia ditolong oleh Corporal Thorne, kenalannya dari Spindle Cove.

Semenjak dari Spindle Cove, Kate tidak pernah cocok dengan Thorne karena pria itu dingin dan kaku. Akhirnya, Kate pun pulang dengan Thorne sampai Spindle Cove. Tapi, kejutan lain menanti. Saat Kate pulang ke Queen's Ruby, tempat tinggalnya, sudah ada empat orang keturunan bangsawan yang menunggunya dan mengatakan bahwa Kate adalah keluarga mereka yang hilang. Kate tentu terkejut dengan kabar ini, begitu juga Thorne. Akhirnya, Thorne pun mengaku dirinya sebagai tunangan Kate, yang makin membuat Kate kaget. Namun Thorne berdalih bahwa hal ini bertujuan untuk melindungi Kate.

Yang cukup bikin aku suka sama buku ini adalah Thorne. Thorne, pria yang memiliki masa lalu dan karakter buruk tapi.. hatinya baik banget. Thorne juga yummy banget, dia punya banyak tato yang menurut aku.. seksi :P. Walaupun dia seringkali menganggap dirinya nggak pantas buat Kate, tapi aku terharu sama perbuatannya untuk Kate di masa lalunya. Dan walaupun Thorne kaku, dingin, nggak bisa bilang cinta, tapi aku udah merasa kalau perbuatannya Thorne udah cukup mewakilkan sayangnya Thorne kok :D

Hot scene-nya cukup hot! Cover-nya juga cukup bagus. Oh ya, aku lama banget deh nyelsaiin buku ini. Kayaknya malas aja, ngelanjutinnya. Tapi setelah 'berusaha' melanjutin, ternyata seperti khasnya Tessa Dare, tulisannya makin mengalir dan makin banyak scene yang menghibur. Aku juga suka sama unexpected scene menjelang ending yang menurutku, smart abis buat Kate. 

Tapi lagi-lagi, aku juga sempat dilanda bosan dan terkena sindrom 'ini kok jadi begini sih?' karena yaa.. scene-nya itu udah bagus, eh tapi scene selanjutnya nyebelin. Beberapa scene kelihatan dramatis abis dan too good to be true! Aku jadi ngerasa kalau Tessa Dare jadi penulis skrip sinetron di Indonesia, sinetronnya pasti laku keras. 

Pesan dari cerita ini yang aku tangkap adalah, kalau jodoh pasti akan bertemu lagi. Alias nggak kemana. Alias sama dia aja. Mau dipisahin jarak atau apa kek, ya kalau dah jodoh pasti sama dia juga. Sama seperti kisahnya Kate dan Thorne :D


Meski aku harus akui jarang nemu quote bagus di buku ini, tapi sekalinya aku nemu quote-nya benar-benar bagus dan menyentuh banget. Terharu waktu Thorne ngomong begini sama Kate:

"You listened when I needed it. Laughed when I needed that. You wouldn't go away, no matter how I scowled or raged. You loved me despite everything, and you made me look deep inside myself to find the strength to love you in return. I'm a different man because of you"


Dari keseluruhan, aku tetap nemuin buku ini menghibur dan mengasyikkan untuk dibaca. Jadi, 3,5 bintang aku beri buat kisah cintanya Kate si guru musik dan Thorne si penyayang Badger :D.