Friday, October 28, 2016

Book Review: The Viscount Who Loved Me (Bridgertons #2) - Julia Quinn

The Viscount Who Loved Me (Bridgertons, #2)
Judul: The Viscount Who Loved Me (Bridgertons #2)
Pengarang: Julia Quinn
Genre: Historical Romance
Tahun Terbit: 2000


1814 promises to be another eventful season, but not, this author believes, for Anthony Bridgerton, London's most elusive bachelor, who has shown no indication that he plans to marry.

And in truth, why should he? When it comes to playing the consummate rake, nobody does it better...
—Lady Whistledown's Society Papers, April 1814

But this time, the gossip columnists have it wrong. Anthony Bridgerton hasn't just decided to marry—he's even chosen a wife! The only obstacle is his intended's older sister, Kate Sheffield—the most meddlesome woman ever to grace a London ballroom. The spirited schemer is driving Anthony mad with her determination to stop the betrothal, but when he closes his eyes at night, Kate is the woman haunting his increasingly erotic dreams...

Contrary to popular belief, Kate is quite sure that reformed rakes do not make the best husbands—and Anthony Bridgerton is the most wicked rogue of them all. Kate is determined to protect her sister—but she fears her own heart is vulnerable. And when Anthony's lips touch hers, she's suddenly afraid she might not be able to resist the reprehensible rake herself...


Anthony Bridgerton: Putra pertama dari keluarga Bridgerton, yang mempunyai bayang-bayang ketakutan tersendiri dalam hidupnya. Anthony digambarin tampan dan bertanggung jawab sama keluarga. Tipikal playboy, tapi sangat sayang dengan keluarganya. Salah satu hero yang aku suka bangetlah pokoknya!

Kate Sheffield: Sama seperti Anthony, Kate juga sangat sayang dengan keluarganya, Mary dan Edwina. Kate memiliki prasangka yang kuat kepada Anthony dan menganggap Anthony adalah pria yang harus dihindari oleh adiknya, Edwina. Sama seperti Anthony pula, Kate memiliki ketakutan dan trauma pada masa lalunya. Sebenarnya Kate ini agak-agak ngeselin, sih, haha. Tapi entah aku suka dengan heroine seperti Kate. Mandiri dan strong aja, gitu! :D


One of my all time favorite. 

IT'S TIME FOR ANTHONY BRIDGERTON!!!

Nggak akan pernah lupain buku ini! Semenjak baca buku pertama seri Bridgerton, The Duke and I, sosok Anthony Bridgerton udah menarik perhatian aku banget. Makanya aku punya ekspektasi yang tinggi terhadap kisah Anthony ini. Dan aku harus akui, aku puas, banget, banget, banget sama kisah Anthony dan Kate!

Anthony yang merupakan putra sekaligus anak pertama keluarga Bridgerton memutuskan untuk menikah. Tapi, Anthony mempunyai kriteria sendiri dalam memutuskan siapa yang akan menjadi calon istrinya. Ia harus menikahi wanita yang tidak mungkin akan ia cintai, karena ketakutannya akan bayang-bayang masa lalu. Dan, pilihan itu akan nampak sempurna jika dijatuhkan pada Edwina Sheffield, dimana ia tidak akan pernah jatuh cinta padanya.

Edwina Sheffield memiliki kakak tiri bernama Kate Sheffield. Meski saudara tiri, tapi mereka saling mencintai. Berbeda dengan Edwina yang cantik dan menjadi bintang season tahun itu, Kate cenderung biasa saja dan malah tidak peduli dengan dirinya yang juga harus mencari calon suami. Ia lebih peduli pada Edwina, adiknya. Ia harus memutuskan bahwa yang menjadi suami Edwina adalah benar-benar pria yang pantas, bukannya playboy seperti Anthony. Hahahaha..

Tentu saja, sejak awal Kate sudah menunjukkan ketidaksukaannya pada Anthony. Anthony juga jadi kesal dengan prasangka Kate yang nggak suka dengan dirinya. Tapi seiring berjalannya waktu, intensitas bertemu Anthony dan Kate juga makin tinggi. Terlebih dari waktu mereka bersama, seperti bermain Pall Mall bareng, kejadian di perpustakaan, membuat Anthony merasakan sesuatu yang berbeda dalam dirinya kepada Kate.. juga sebaliknya, Kate yang merasakan hal yang berbeda pada Anthony.

Suka, suka banget sama buku ini! Suka sama Kate dan Anthony yang selalu 'perang' dan adu mulut. Lucu banget deh, mereka berdua waktu main Pall Mall game. Anthony kelihatan banget cuma bisa tabah dan nggak bisa melakukan kekerasan, walau dia udah emosi banget, haha.. Adegan 'perang' mereka juga benar-benar menarik banget. Kate benar-benar nggak mau kalah sama Anthony dan demikian juga dengan Anthony. Mereka bahkan bisa saling injek-injekkan dan gigit loh saking kesalnya, haha!

Adegan yang paling aku suka disini adalah waktu Kate dan Anthony berada di ruang privat Anthony. Waw, Julia Quinn bisa banget sih bikin emosi naik turun disitu, haha. Tapi adegan yang membuat mereka saling mengenal tentu saja adegan di perpustakaan. Sederhana, tapi cukup untuk menggambarkan bagaimana jiwa mereka bisa saling mengenal satu sama lain. Hot scenes-nya juga cukup 'hot'. Menjelang ending, suka sama kelembutan Anthony kepada Kate. Anthony kelihatan sayang banget sama Kate, meski Anthony tetap nggak mau jujur sama dirinya sendiri.

Walau formula untuk menyatukan Kate dan Anthony sama dengan Daphne dan Simon di Duke and I, yaitu 'nggak sengaja terlihat', tapi aku tetap sukaaaaaa banget sama cara penceritaan Julia Quinn. Humornya dapet banget. Aku ngakak dan senyum-senyum sendiri sepanjang membaca buku ini. Meski begitu. nggak mengurangi adegan menjelang klimaks yang mengharukan banget. 

And the best part dari kisah Anthony dan Kate adalah, pesan moralnya. Pesan moral yang disampaikan disini benar-benar menyentuh. Intinya begini, bahwa ternyata cinta bisa mengalahkan ketakutan yang kita hadapi. Ketakutan Anthony nggak sebanding saat ia merasakan jiwanya justru sudah lebih dulu mati, saat ia merasa akan kehilangan Kate yang ia cintai. 


Ada beberapa quotes yang oke dan menyentuh juga dari buku The Viscount Who Loved Me. Ada quote yang hot, yang menyentuh, yang bikin ketawa. Tapi, ada satu quote yang menurut aku bagus dan menyentuh semenjak aku membacanya, yaitu.. 


       “Love's about finding the one person who makes your heart complete. Who makes you a better person than you ever dreamed you could be. Its about looking in the eyes of your wife and knowing all the way to your bones that she's simply the best person you've ever known.”   


Aku suka, banget, banget, banget sama buku ini. Pernah nggak kalian nggak bosan membaca suatu buku, mau berapa kalipun kalian membacanya? Ini yang aku rasain saat aku membaca The Viscount Who Loved Me. Cerita, karakter yang aku sukai banget, ekspektasi aku yang terbayar dengan kepuasan aku saat membaca buku ini, adegan humor dan hot-nya, juga yang terpenting adalah pesan moralnya membuat aku nggak ragu untuk memberi 5 bintang buat kisah cinta Kate dan Anthony. 

Tuesday, October 25, 2016

Book Review: The Duke and I (Bridgertons #1) - Julia Quinn


—Lady Whistledown’s Society Papers, April 1813


By all accounts, Simon Basset is on the verge of proposing to his best friend’s sister, the lovely—and almost-on-the-shelf—Daphne Bridgerton. But the two of them know the truth—it’s all an elaborate plan to keep Simon free from marriage-minded society mothers. And as for Daphne, surely she will attract some worthy sutiors now that it seems a duke has declared her desirable.

But as Daphne waltzes across ballroom after ballroom with Simon, it’s hard to remember that their courtship is a complete sham. Maybe it’s his devilish smile, certainly it’s the way his eyes seem to burn every time he looks at her… but somehow Daphne is falling for the dashing duke… for real! And now she must do the impossible and convince the handsome rogue that their clever little scheme deserves a slight alteration, and that nothing makes quite as much sense as falling in love…


Daphne Bridgerton: Anak perempuan pertama keluarga Bridgerton. Daphne ini menunggu lamaran yang nggak datang-datang. Biasalah, kehidupan sosialita London dulu kan gitu. Daphne memang asyik, tapi asyik dijadikan teman bukan untuk pasangan. Daphne tipikal perempuan yang tomboi, polos, dan sayang banget sama keluarganya. Dia juga lucu, dan agak sedikir keras kepala juga. Pokoknya suka deh sama Daphne! :D

Simon Bassett: Duke lajang yang jadi incaran mama-mama histeris di pesta dansa London. Hahaha.. Simon Bassett ini orangnya kepala batu juga, dan berpendirian tegas sama prinsipnya. Tapi akhirnya kalah juga sama Daphne :D. Oh ya,Simon juga lumayan menyimpan masa lalu juga sih menurut aku.


Probably one of the best book i've ever read.

Bikin review ini jadi bikin aku ingin baca ulang buku ini deh :D

Buku pertama dari seri Bridgertons ini bercerita tentang anak keempat dari keluarga Bridgerton, Daphne. Daphne Bridgerton yang tomboi, belum juga menikah karena pria-pria di London menganggapnya hanya teman. Karena itu, Daphne kemudian menyusun rencana sandiwara bersama Simon Bassett, teman baik dari kakak tertua Daphne, Anthony Bridgerton. Masalahnya disini, Anthony yang sayang banget sama keluarganya nggak suka Daphne dekat-dekat Simon. Soalnya, Simon terkenal banget sebagai playboy, dan, bersumpah untuk tidak akan menikah. 

Karena sandiwara itu, Daphne dan Simon jadi makin dekat. Sampai akhirnya ada suatu kejadian yang membuat Simon harus menikahi Daphne. Jelas dong, Simon tetap nggak mau menikahi Daphne. Tapi dibalik itu, ada rahasia yang dipendam Simon Bassett dengan alasannya nggak mau menikah.

Ini adalah serial Bridgerton pertama yang aku baca, dan aku langsung jatuh hati. Aku suka banget pas di adegan Simon dihabisin sama Anthony, kelihatan banget Anthony disitu gentleman-nya dan sayang keluarganya. Please, disini memang Simon yang jadi tokoh utama tapi justru aku malah lebih fokusnya ke Anthony, Haha! 

Oh ya, kalau ada yang bilang buku yang paling hilarious itu buku nomor dua, tentang Anthony, menurut aku malah buku ini yang paling lucu. Ada banyak adegan yang bikin ngakak seperti waktu Daphne sadar akan kepolosannya terus dia nyindir Simon. Terus waktu kakak-kakak Daphne sok-sok ngintip Daphne di menjelang ending, disitu aku ngakak banget. Aku juga suka banget adegan waktu Simon mabuk terus dia teriak-teriak depan kamar Daphne. Menurut aku itu lucu banget XD.

Untuk hot scene sih aku malah nggak terlalu merhatiin, kenapa ya haha? Mungkin karena Daphne polos bangettt, banget. Atau waktu itu aku emang fokus sama ceritanya haha. Sayang juga buku ini kurang panjang dibanding buku-buku Bridgerton yang lainnya. Menjelang ending, ada sedikit twist tapi aku puasss dengan epilogue-nya. 


Keseluruhan aku suka! Suka sama cara bercerita Julia Quinn yang asyik abis, suka sama gaya humornya, suka sama ceritanya, suka sama karakter-karakternya. 4,5 bintang buat kelucuan kisah cinta Daphne dan Simon! :D        

Monday, October 24, 2016

Book Review: A Week to Be Wicked (Spindle Cove #2) - Tessa Dare

A Week to Be Wicked (Spindle Cove, #2)
Judul: A Week to Be Wicked (Spindle Cove #2)
Genre: Historical Romance
Pengarang: Tessa Dare
Tahun Terbit: 2012


When a devilish lord and a bluestocking set off on the road to ruin... time is not on their side.

Minerva Highwood, one of Spindle Cove's confirmed spinsters, needs to be in Scotland. 



Colin Sandhurst, Lord Payne, a rake of the first order, needs to be... anywhere but Spindle Cove.



These unlikely partners have one week to
• fake an elopement
• convince family and friends they're in "love"
• outrun armed robbers
• survive their worst nightmares
• travel four hundred miles without killing each other
All while sharing a very small carriage by day and an even smaller bed by night.

What they don't have time for is their growing attraction. Much less wild passion. And heaven forbid they spend precious hours baring their hearts and souls.

Suddenly one week seems like exactly enough time to find a world of trouble. And maybe... just maybe... love.


Minerva Highwood: Aku harus acungin jempol untuk heroine seperti Minerva. Minerva adalah perempuan yang mandiri dan tahu apa yang dia mau. Dia adalah karakter yang cerdas, kuat, dan punya pendirian tegas. Dia juga sayang sama keluarga dan sahabatnya. Sepertinya Minerva adalah satu heroine terbaik yang pernah aku baca. Dia pantas bersanding dengan Colin.

Colin Sandhurst: Well, Colin menjadi salah satu hero terbaik yang pernah aku baca. Colin, oh, Colin! Colin yang diluarnya kelihatan nakal, bajingan, playboy, ternyata menyimpan kerapuhan dalam hati dan hidupnya. Colin ternyata juga sangat baik dan rendah hati. Demi Minerva dia rela menghadapi ketakutan terburuknya. Demi Minerva juga dia rela menjaga dan menepati janjinya untuk sampai ke Edinburgh. Demi Minerva juga Colin berusaha menjaga agar Minerva bisa menggapai mimpi dan cita-citanya.


SCREAM FOR LORD PAYNE AND MINERVA HIGHWOOD!!!

Minerva Highwood adalah seorang gadis nerd berusia 21 tahun yang cinta banget sama batu. Iya, batu, karena dia adalah seorang geologist. Viscount Payne atau Colin Sandhurst adalah seorang rake, scoundrel, playboy atau apalah itu yang punya gangguan tidur saat malam hari. Jadi, dia insomnia tiap malam dan nggak bisa tidur. Kecuali.. dia bercinta dengan wanita. Baru deh dia bisa tidur.

Suatu malam, Minerva datang ke tempat Colin dan menawarkan suatu penawaran. Minerva menawarkan Colin untuk nemenin dia ke Edinburgh, Skotlandia, karena Minerva mau ikut kompetisi geologist disana. Minerva menawarkan kalau dia menang, dia akan memberikan hadiahnya buat Colin. Colin sebenarnya udah nggak mau ikut kegilaan Minerva, tapi karena satu lain hal, akhirnya dia ikut juga. Dari sinilah kegilaan perjalanan mereka dimulai!

Reaksi aku pas baca ini adalah.. speechless!

Pernah nggak sih kalian baca buku sampai hangover dan nggak bisa move on ke buku lainnya?

Ini yang aku rasakan saat baca A Week To Be Wicked-nya Tessa Dare, yang menurut aku ceritanya baguuuuusssss.. banget! Aku ngakak, senyum-senyum sendiri, juga nangis pas baca buku ini. Padahal sekarang aku udah mulai baca buku kelanjutannya, tapi aku tetap masih nggak bisa move on dari cerita kedua seri Spindle Cove ini. Aku membaca cerita Colin dan Minerva sampai berulang-ulang loh. Karena memang ceritanya bagus, bagus, banget!

Buku ini benar-benar full of surprise! Aku benar-benar ngakak banget sama kisah Minerva dan Colin. Perjalanan mereka dari satu tempat ke tempat yang lain benar-benar penuh kegilaan dan aksi nekat. Aku nggak bisa nebak akan kemana mereka setelah ini, apa yang akan mereka lakukan, karena memang plot ceritanya penuh kejutan. Aku nggak menyangka Tessa Dare begitu cerdas membuat plot cerita yang bisa bikin aku tertawa, terharu, dan merasakan hati tiba-tiba hangat secara bersamaan. Two thumbs up for Tessa!

Aku cukup meleleh melihat bagaimana Colin sadar dia itu nggak pantas buat Minerva. Menganggap bahwa hati Minerva itu sangat berharga. Memperlakukan Minerva sebagai perempuan yang pantas diperjuangkan, dimenangkan, dan dimanjakan. Dimana lagi aku bisa nemu laki-laki seperti Colin coba? Scene-scene di buku ini banyak banget yang memorable. Memorable baik untuk bikin ketawa, bikin terharu, juga untuk bikin hati meleleh.

Salah satu scene yang bikin aku ngakak adalah waktu Minerva berusaha menyelamatkan Colin yang ditawan. Colin menyuruh Minerva untuk ambil pisau di sepatu boot-nya, sementara tangan Colin diikat dan kaki Colin lagi berusaha menahan pengawas. Tapi saking geramnya kali ya si Minerva, pas dia udah berhasil ngambil pisau, Minerva malah nanya ke Colin, di bagian mana harus ditusuk si pengawas itu. Padahal maksudnya Colin kan pisaunya digunain buat motong tali yang mengikat tangannya Colin! WKWKWK!!!

Untuk scene yang bikin aku terharu, banyak banget. Salah satunya adalah waktu seorang gadis kecil miskin bernama Elspeth minta Colin dan Minerva datang ke booth mamanya yang seorang peramal, agar Colin dilihat masa depannya. Saat itu Minerva bilang ke Colin bahwa persediaan uang mereka menipis. Tapi memang Colin dasar hatinya baik, dia bilang dia nggak perlu diramal dan sebagai gantinya dia akan meramal Elspeth. Colin tentu aja cuma iseng bilang mau meramal Elspeth. Dia malah bilang yang intinya begini, bahwa dia melihat akan ada permen di masa depannya Elspeth. Terus, Colin ngasih keping uang deh ke tangannya Elspeth. So sweet banget, kan?

Scene yang bikin aku terharu dan meleleh? Banyak, banget, nget, nget. Kalau diceritain bisa-bisa aku spoiler parah. Tapi, aku suka bagaimana Colin memperlakukan Minerva sepanjang perjalanan mereka. Menjelang ending Colin juga jadi begitu posesif dan nggak mau melepas Minerva. Kelihatan banget deh, cintanya Colin pada Minerva itu sedalam apa. Oh ya, hot scene-nya juga oke kok. Suka sama rasa sayang dan keposesifan Colin sama Minerva. Cerita di Spindle Cove selagi mereka kabur juga menarik diikuti, karena menyibak misteri kaburnya mereka berdua. Hahahaha…

Untuk cover. Cover aslinya super hot banget. Sukaa…. Colin kelihatan tampan disitu dan Minerva juga kelihatan cantik. Serasi, dan super seksi. Cocoklah mereka berdua. Terakhir, kekurangan buku ini? Sepertinya hampir nggak ada deh! Kecuali kurang panjang. Aku berharap bisa melihat lagi kisah cinta Colin dan Minerva, bahkan sampai anak-anak mereka. Hehe. Udah gitu, mana epilogue-nya? T_T


Favorite quote aku sebenarnya banyak banget disini! Sepertinya buku ini memang dipenuhi quote yang bagus dan menginspirasi banget. Tapi kalau aku harus memilih, salah satu yang paling berkesan buatku adalah..

"When i look at you, my thoughts are something like this: God only knows what trials lie down that path." Smiling, she slipped her arms around his neck. "But take heart, Colin. Some women like to be surprised."


Overall, aku sangat-sangat, merekomendasikan buku ini. Baca dan kalian nggak akan menyesal mengikuti jalan cerita Colin dan Minerva yang penuh kejutan. 5 BRILLIANT STARS aku kasih buat kisah cinta Minerva dan Colin!

Sunday, October 23, 2016

Book Review: A Night to Surrender (Spindle Cove #1) - Tessa Dare

A Night to Surrender (Spindle Cove, #1)
Judul: A Night to Surrender (Spindle Cove #1)
Pengarang: Tessa Dare
Genre: Historical Romance
Tahun Terbit: 2011



Welcome to Spindle Cove, where the ladies with delicate constitutions come for the sea air, and men in their prime are... nowhere to be found. Or are they?


Spindle Cove is the destination of choice for certain types of well-bred young ladies: the painfully shy, young wives disenchanted with matrimony, and young girls too enchanted with the wrong men; it is a haven for those who live there. 

Victor Bramwell, the new Earl of Rycliff, knows he doesn't belong here. So far as he can tell, there's nothing in this place but spinsters... and sheep. But he has no choice, he has orders to gather a militia. It's a simple mission, made complicated by the spirited, exquisite Susanna Finch—a woman who is determined to save her personal utopia from the invasion of Bram's makeshift army. 

Susanna has no use for aggravating men; Bram has sworn off interfering women. The scene is set for an epic battle... but who can be named the winner when both have so much to lose?


Susanna Finch: Susanna Finch adalah seorang wanita lajang berusia 20-an yang tinggal bersama ayahnya, Sir Lewis Finch di Summerfield, Spindle Cove. Susanna Finch sendiri wanita pertama mengelola Spindle Cove dan menjadikannya tempat bagi perempuan-perempuan untuk menenangkan diri. Sebenarnya suka sama Susanna, soalnya dia baik, friendly banget, keren (bisa menggunakan senjata!) dan walau ada sisi keras kepalanya, tapi juga dia punya ketakutan tersendiri. Walau kadang nyebelin karena aku merasa dia agak egois terhadap Bram, tapi sepertinya dia cute aja gitu, di buku ini. 

Victor Bramwell: Officer yang terpaksa datang ke Spindle Cove untuk menemui Sir Lewis, supaya bisa mendapatkan tugas perang kembali. Bram pria yang ambisius, tegas, bertanggung jawab, tapi dia juga keras kepala. Punya masalah dengan kakinya yang sempat tertembak di medan perang, dan sedikit nggak bisa menerima kenyataan. Tapi, Bram termasuk hero yang oke, kok!


Selamat datang di Spindle Cove! Sebuah tempat dimana para wanita-wanita Inggris dapat menenangkan diri. Spindle Cove terletak di pinggir laut, sehingga wanita-wanita ini dapat relaks dengan udara pantai dari masalah di perkotaan sana. Spindle Cove pertama kali dikelola oleh Susanna, yang menjadi heroine di buku seri pertama ini.

Awalnya diceritakan bahwa Susanna sedang menawarkan ketenangan Spindle Cove pada keluarga Highwood, yang tiba-tiba ia mendengar keributan yang sangat jarang banget terjadi. Ngakak banget disini karena Susanna seakan bilang, di Spindle Cove itu nggak ada lah macam pria seperti pahlawan perang yang ambisius dan bangsawan yang bermasalah dengan hutang. Eh justru malah pria-pria itu yang datang. Haha!

Victor Bramwell adalah seorang officer yang ingin menemui Sir Lewis, ayah Susanna karena ingin mendapatkan surat rekomendasi ke medan perang. Tapi alih-alih kembali, ia malah mendapatkan gelar Earl of Rycliff, dan mendapat tugas membuat latihan militer di Spindle Cove. Katanya sih supaya melindungi Spindle Cove kalau ada keadaan darurat. Padahal Spindle Cove apa bahayanya sih? Orang isinya kebanyakan wanita, dan juga justru wanita-wanita itu datang kesini karena ketenangannya. Tapi Bram tentu aja menjalankan dengan serius tugasnya XD 

Mendengar hal ini, Susanna tentu aja kesal. Spindle Cove yang selama ini dibangun sama dia tiba-tiba diberantakin sama Bram. Spindle Cove yang tadinya teratur sama jadwal hariannya bagi wanita-wanita yang lagi berlibur disana, tiba-tiba rusuh karena ketampanan Bram dan komplotannya. Tapi seiring tingginya intensitas bertemu dengan Bram, tentu aja makin lama makin ketertarikan antara mereka berdua makin tinggi and, you know lah what's the next.

Cukup suka, sama seri pertama ini! Awalnya aku baca udah lama banget, tapi entah kenapa malas banget ngelanjutinnya karena awalnya bikin bosan. Eh tapi setelah lama kelamaan diikuti, asyik juga! Suka karena banyak adegan humorous yang menghibur, seperti tentang Dinner. Ah Dinner, kamu domba yang beruntung banget sih XD. Lalu suka sama salah satu perilaku Bram yang ngasih 'kode' ke Susanna. Meleleh abis disitu. Suka juga sama sikap Bram yang terkadang posesif ingin memiliki Susanna. Banyak juga adegan-adegan yang nggak terduga. 

Tapi lemahnya, aku pas baca buku ini keki sendiri. Soalnya Susanna sama Bram suka tarik ulur dan memperlama masalah. Susanna kesannya jadi egois dan takut sama ketakutannya sendiri. Bram juga kayak maksain kehendaknya juga. Aku sebagai pembaca bacanya tuh kayak jadi, ah gue suka nih.. kalau begini. Eh tunggu-tunggu, kok jadi begini sih? Ya gitulah pokoknya. Terus sebenarnya ada beberapa adegan yang disayangkan ada.

Adegan hot-nya cukup banyak. Cukup hot juga. Cover-nya cantik, Susanna sih digambarin punya banyak freckles. Tapi di cover nggak. Nggak apa-apalah, di imajinasi aku juga Susannanya seperti di cover, manis. 


Waktu menyelesaikan buku ini aku sempat hang-over dan baca buku ini kembali berulang-ulang. Suka sama bagaimana care-nya Susanna sama Bram dan adegan hot mereka. Jadi, 3,5 bintang dibulatkan ke 4

Friday, October 21, 2016

Book Review: Because You're Mine (Capital Theatre #2) - Lisa Kleypas

Because You're Mine (Capital Theatre, #2)
Judul: Because You're Mine (Capital Theatre #2)
Genre: Historical Romance
Pengarang: Lisa Kleypas
Tahun Terbit: 1997


"I don't care about your conscience. All I want is for you to kiss me again."

Lady Madeline Matthews would rather shame herself than sacrifice her freedom—which is why, to avoid a marriage to an aging, lecherous lord, she seeks out the company of Logan Scott. A torrid affair with the notorious womanizer would surely condemn her in the eyes of good society.

Though a legend in the bedchamber, Logan is, in truth, an intensely private man tormented by past betrayals. Now a forward little minx is disrupting his life with her vibrant charm and unspoiled beauty, a high-spirited enchantress completely at sea in London's sophisticated whirl. But when what begins with a kiss threatens to blossom into something more rapturous and real, will Logan and Madeline have the courage to drop the masks they hide behind in the name of love?


Madeline Matthews: Gadis belia berusia 18 tahun yang akan segera dijodohkan sama pria tua, dan dia jelas aja nggak mau dan cari cara supaya bisa bebas. Madeline adalah tipe heroine yang strong, aku suka Madeline! Lucu aja waktu dia bawa-bawa sapu saat kerja di Capital Theatre dan berbaur sama teman-temannya. Madeline juga termasuk heroine yang beruntung karena dicintai oleh seorang hero seperti Logan, hihi!

Logan Scott: Aktor tampan berusia 30 tahun di Capital Theatre yang penuh kejutan. Kejutan disini maksudnya nanti dibahas di pertengahan sampai ending, bahwa ternyata masa lalunya cukup mengejutkan :D Selain itu, Logan punya trauma masa lalu sama masalah percintaannya. Sebenarnya aku kurang suka sama tokoh hero yang punya trauma masa lalu dalam hal cinta gitu, tapi ternyata di buku ini nggak begitu mengganggu! Karena kelihatan banget Logan begitu sayang dan perhatiannya sama Madeline. Beruntungnya Madeline!


Ceritanya tentang Madeline, putri bungsu dari tiga bersaudara yang udah dijodohin sama pria tua yang mirip kodok (digambarinnya gitu di buku ini, asli ngakak). Karena ingin bebas, Madeline berencana untuk 'mencemari' dirinya supaya reputasinya buruk terus dia nggak jadi nikah. Caranya? Cari seorang pria yang bisa mencemarinya, dan Madeline merasa pria yang ada di poster yang dibawa teman sekolahnya adalah pria yang tepat. Siapa pria itu? Jeng jeng jeng.. dia adalah Logan Scott, seorang pemain teater dari Capital Theatre. 

Apakah konflik selesai sampai situ aja, Madeline ketemu Logan, berhasil menjalankan misinya, terus happily ever after? Wah jangan mikir gitu dulu, karena di cerita ini konfliknya makin lama makin ribet. Nggak nyangka ada konflik yang berujung ke sini, ke situ, ke keluarga Logan, kemana-mana. Tapi, seru! 

Untuk adegan bed scene sendiri cukup 'hot' dan aku suka banget sama pembawaan Logan yang perhatian banget sama Madeline. Padahal istilahnya ya, Madeline kayak udah nipu Logan gitu tapi Logan tetap sayang dengan caranya sendiri sama Madeline. Karakter Madeline sendiri menurut aku cukup kuat untuk heroine, karena dia punya pendirian sendiri dan meski merasa bersalah kayak udah nipu Logan, tapi Madeline tetap menunjukkan rasa sayangnya jelas-jelas sama Logan.. uwow... :D


Overall aku suka sama buku Lisa Kleypas satu ini. Aku ingat bacanya itu subuh-subuh, aku ketagihan banget sampai terus-terusan baca. Oh ya, kalau nggak salah buku ini juga buku pertama yang aku baca sampai habis tanpa ngelihat-lihat halaman selanjutnya loh, hehe, saking aku menikmatinya :) Jadi, 4 bintang aku beri buat kisah cinta antara Logan dan Maddy ini :)

Thursday, October 20, 2016

Book Review: A Pirates Love - Johanna Lindsey

A Pirate's Love

Judul: A Pirate's Love
Pengarang: Johanna Lindsey
Genre: Historical Romance
Tahun Terbit: 1978


Sun-Blazed Beaches


With languid tropical breezes caressing her breathtakingly beautiful face, Bettina Verlaine stood before the mast, sailing westward to fulfill a promise her heart never made--marriage to a Count her eyes had never beheld. Then in a moment of swashbuckling courage, the pirate Tristan swept her away and the spell of his passion was cast over her heart forever. But many days--and fiery nights--must pass before their love could flower into that fragile blossom a woman gives to only one man.


Bettina Verlaine: Seorang gadis belia yang berlayar menemui Pierre, pria yang dijodohkan dengannya. Bettina adalah seorang gadis yang sangat keras kepala. Kelihatan banget! Soalnya dia adu mulut mulu sama Tristan. Bettina juga tipe heroine yang mesti 'digetok' dulu baru bisa sadar sama perasaannya, haha. Tapi lucu aja waktu Bettina 'menang' dan Tristan membuka perasaannya, digambarin kalau Bettina itu sebenarnya senang banget tapi dia tetap aja sok marah-marah dan nggak mau ngakuin gitu, haha!

Tristan Mattise: Bajak laut muda ganteng penuh pesona (lengkap kan) yang punya masa lalu kelam (jadi nggak lengkap). Tristan selalu memaksa Bettina buat menikmati 'bercinta' dengannya, tapi Bettina selalu menolak dan akhirnya Tristan memakai unsur pemaksaan. Tristan juga takut dengan pernikahan. Meski berantem terus dengan Bettina, tapi Tristan adalah pria yang lembut dan melunak begitu menghadapi wanita yang benar-benar dia sayang. Buktinya permintaan Bettina diturutin dan kebutuhan Bettina diperhatiin :D


Bettina Verlaine yang nggak pernah mendapat perlakuan cinta dan sayang dari ayahnya, harus menikah dengan dijodohkan kepada seorang pria pilihan ayahnya. Bettina yang nurut, menyanggupinya dan berlayar bersama Maddy, pembantunya. Suatu ketika, seorang bajak laut bernama Tristan melihat kecantikan Bettina di atas kapal dan langsung membajak kapalnya, kemudian menahan Bettina dan Maddy masuk ke dalam kapalnya. Dari sinilah, mulai percikan-percikan benci, kesal, amarah, juga cinta terhadap mereka berdua. Hehe..

Aku sukaaaa.. sama cerita ini. Aku suka sama interaksi Bettina dan Tristan yang berantem terus, dan padahal saling cinta, tapi saling nggak mau mengakui dan malah tarik ulur melulu, haha.. Bettina benci sama Tristan karena dia ditipu terus sama laki-laki itu. Sementara Tristan mencoba berbagai cara untuk bersama Bettina, tapi Bettinanya marah-marah terus, juga hobi kabur. Tapi setiap kabur tentu saja Bettina nggak pernah jauh-jauh kembali ke Tristan juga :D

Suka deh sama mereka berdua pas udah sadar sama perasaannya masing-masing. Bettina sebenarnya keras kepala banget, tapi dia itu ada rasa sama Tristan. Tristan juga takut masa lalu tapi sebenarnya dia cinta sama Bettina. Tapi seru justru lihat tingkah Bettina dan lihat tingkah Tristan yang selalu berusaha mendapatkan Bettina kembali, meski dengan beberapa unsur pemaksaan. Adegan humorous-nya juga cukup oke. Ngakaklah waktu Tristan udah berhasil nangkap Bettina kabur dari rumah Pierre, eh.. temannya Tristan (aku lupa namanya) juga nangkap wanita yang ciri-cirinya sama kayak Bettina dan mereka jadi bingung.


A Pirate's Love adalah salah satu buku yang berperan besar dalam membuat aku membaca novel bahasa Inggris. Semenjak baca buku ini aku juga jadi makin ngubek-ngubek novel dengan genre historical romance lainnya. Oh ya, novel ini juga salah satu yang aku baca ulang terus, soalnya nggak bosan baca serunya keributan antara Bettina dan Tristan. Jadi pada akhirnya, aku beri 4 bintang untuk A Pirate's Love karya Johanna Lindsey ini :D